Survei Penyakit Pisang

(Survei Penelitian di Subang, Jawa Barat tahun 2022)

Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi eksportir utama pisang. Namun pada tahun 2019, Indonesia hanya menyumbang kurang dari 10% ekspor pisang dunia karena terbatasnya produksi dan teknologi pascapanen sehingga menghasilkan pisang dengan kualitas yang lebih rendah. Salah satu faktor penyebab rendahnya mutu pisang adalah serangan Fusarium oxysporum f.sp. jamur cubense (Foc), umumnya dikenal sebagai layu Fusarium. Penyakit ini merupakan salah satu yang paling merusak dan telah menyebar ke berbagai daerah di Indonesia sehingga menyebabkan penurunan produksi pisang secara global.

Untuk mengatasi masalah tersebut, diperlukan sistem pemantauan yang cepat, akurat, dan mudah untuk mendeteksi keberadaan Fusarium pada pisang dan tanaman pisang. Kecerdasan buatan (AI) bisa menjadi pilihan yang cocok untuk membuat pendeteksian lebih objektif dan presisi. Untuk memudahkan penggunaan di lapangan, model prototipe AI akan didasarkan pada nilai spektral yang diamati dari pantulan tanaman, buah, dan lahan, termasuk tanah, menggunakan multispektral spektroradiometer (MSR16R).

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan model deteksi Fusarium pada tanaman pisang menggunakan teknologi AI agar pemantauan lebih objektif dan tepat, serta untuk mengukur hasil panen pisang di berbagai industri dengan lebih baik. Survei struktur refleksi spektral tanaman pisang kepok yang terdiri dari daun dan batang (gedebong) ini dilakukan selama dua hari pada tanggal 8-9 Oktober 2022 di kebun percobaan Balitbu Hortikultura Subang, Jawa Barat. Alat yang digunakan adalah FieldSpecĀ® Handheld 2 Spectroradiometer, spektroradiometer genggam yang tahan lama dan serbaguna yang menggunakan spektrometer FieldSpec 4 VNIR untuk analisis refleksi spektral yang akurat pada rentang panjang gelombang 325 – 1075 nm. Proses perekaman spektral dilakukan dengan mengarahkan detektor ke arah daun untuk menangkap panjang gelombang yang dipantulkan oleh daun.

Dengan dikembangkannya model AI ini dan penggunaan spektroradiometer, diharapkan pendeteksian Fusarium pada tanaman pisang dapat dilakukan dengan lebih cepat dan akurat, serta produksi dan kualitas pisang di Indonesia dapat ditingkatkan. Hal ini dapat mendorong peningkatan ekspor pisang dari Indonesia dan memberikan kontribusi bagi perekonomian negara.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *